Membangkitkan kesadaran lingkungan adalah sebuah keharusan di era modern yang penuh dengan tantangan krisis iklim dan kerusakan ekosistem. Edukasi memegang peran sentral dalam proses ini, mengubah cara pandang masyarakat dari sekadar penikmat menjadi pelindung lingkungan. Lebih dari sekadar pengetahuan tentang masalah global, edukasi yang efektif berfokus pada penanaman nilai-nilai kepedulian, tanggung jawab, dan dorongan untuk bertindak nyata. Dengan membangkitkan kesadaran lingkungan, kita membangun fondasi yang kuat bagi keberlanjutan bumi dan masa depan generasi mendatang.
Di berbagai tingkatan, upaya membangkitkan kesadaran lingkungan terus digencarkan. Di sekolah, kurikulum kini lebih banyak mengintegrasikan isu-isu lingkungan ke dalam berbagai mata pelajaran, tidak hanya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Contohnya, dalam pelajaran Bahasa Indonesia, siswa bisa diajak menganalisis teks tentang pencemaran sungai, sementara dalam Seni Budaya, mereka mungkin membuat karya seni dari bahan daur ulang. Pendekatan ini membuat pembelajaran lebih relevan dan kontekstual. Pada tahun ajaran 2024/2025, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta meluncurkan program “Sekolah Berbudaya Lingkungan” yang melibatkan 150 SMP. Program ini mendorong praktik-praktik ramah lingkungan di sekolah, seperti pemilahan sampah, penghematan energi, dan penanaman pohon, yang kemudian dievaluasi secara berkala.
Selain di lingkungan formal, membangkitkan kesadaran lingkungan juga dilakukan melalui kampanye publik dan media sosial. Organisasi non-pemerintah (NGO), komunitas pegiat lingkungan, hingga individu influencer memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan informasi tentang isu-isu lingkungan, tips gaya hidup berkelanjutan, dan ajakan aksi. Konten yang kreatif dan mudah diakses, seperti video pendek atau infografis, terbukti lebih efektif menjangkau khalayak luas, terutama generasi muda. Sebagai contoh, pada bulan Oktober 2025, sebuah komunitas pecinta alam mengadakan kampanye digital “Satu Pohon, Seribu Kehidupan” yang berhasil menjangkau lebih dari 500.000 akun media sosial dalam seminggu, menginspirasi banyak orang untuk berpartisipasi dalam kegiatan penanaman bibit pohon. Edukasi ini juga sering didukung oleh pihak keamanan seperti Satpol PP dalam mengawasi praktik pembuangan sampah sembarangan di area publik, menekankan pentingnya disiplin. Dengan demikian, membangkitkan kesadaran lingkungan adalah upaya kolektif yang melibatkan berbagai pihak, demi terwujudnya bumi yang lestari bagi semua.